Sayap – sayap patah

02.51 Unknown 0 Comments



By Kahlil Gibran
Wahai langit……
Tanyakan pada-Nya mengapa dia menciptakan sekeping hati ini….
Begitu rapuh dan mudah terluka…..
Saat dihadapkan dengan duri-duri cinta begitu kuat dan kokoh….
Saat berselimut cinta dan asa…..
Mengapa dia menciptakan rasa sayang dan rindu di dalam hati ini…
Mengisi kekosongan di dalamnya menyisakan kegelisahan akan sosok sang kekasih menimbulkan segudang tanya…
Menghimpun berjuta rasa….
Memberikan semangat juga meninggalkan kepediahan yang terkira…
Mengapa dia menciptakan kegelisahan dalam jiwa ….
Meghimpit bayangan…
Menyesakan dada….
Tak berdaya melawan gejolak yang ada…
Wahai ilalang…..
Pernahkan kau merasakan rasa yang begitu menyiksa ini ? mengapa kau hanya diam….
Katakana padaku…..
Sebuah kata yang bisa meredam gejolak jiwa ini…
Sesuatu yang dibutuhkan raga ini…..
Sebagai pengobat rasa sakit yang tak terkendali…
Desiran angin membuat berisik dirimu….
Seolah ada sesuatu yang kau ucapkan padaku….
Aku tak tahu apa maksudmu……
Hanya menduga…..
Bisikanmu mengatakan ada seseorang di balik bukit sana..
Menunggumu dengan setia…
Menghargai apa arti cinta….
Hati terjatuh dan terluka….
Merobek malam menorah seribu duka…
Kukepakan sayap-sayap patahku…
Mengikuti hembusan angin yang berlalu…
Menancapkan rindu…
Di sudut hati yang beku….
Dia retak, hancur bagai serpihan cermin….
Berserakan……
Sebelum hilang diterpa angin….
Sambil tertunduk lemah ku coba kembali mengais sisa hati…
Bercampur baur dengan debu….
Ingin ku rengkuh…..
Ku gapai kepingan  di sudut hati…
Hanya bayangan yang ku dapat….
Ia menghilang saat mentari turun dari peraduannya…
Tak sanggup kukepakan kembali sayap ini….
Ia telah patah..
Tertusuk duri yang tajam…..
Hanya bisa menatap…
Meringis…
Mencoba menggapai sebuah pegangan…..

0 komentar:

Profil

03.25 Unknown 0 Comments




Dilahirkan di Karangmaja beberapa tahun yang lalu dan sekarang sedang mencari ridho Allah SWT di ibu kota. IMG_74379805875724.jpegmasa kecilku ku habiskan di tempat dimana saat ini aku sebut ‘’Rumah’’. Tempat dimana tujuanku untuk pulang. Tak banyak yang ku ingat tentang masa kecilku namun satu hal yang pasti adalah setiap yang ku ingat semuanya tentang ke bahagiaan yang semuanya berbanding terbalik dengan yang aku rasakan saat ini.

My Name Is Angga Setiawan



Dilahirkan sebagai anak kedua atau anak terakhir di keluargaku kata orang jadi anak terakhir itu disayang, dimanja atau apalah itu. Namun yang kurasakan benar-benar berbeda. Ada satu hal yang menarik di keluargaku atau mungkin aneh. Aku dan kakakku bagaikan air dan api, bumi dan langit. Bukan karena kita sering berantem atau berkelahi tapi malah sebaliknya kita bahkan tidak saling peduli satu sama lain, kita tidak pernah bicara, seperti orang asing padahal dia begitu dekat di hidupku. Tapi satu hal yang aku tahu kita mungkin begitu berbeda dalam semua hal kecuali delam KESENDIRIAN.


Ada banyak hal yang tidak kusukai dan tidak banyak hal yang kusukai,tidak ada yang menarik dalam kehidupanku. Dan aku suka sekali keheningan, kesunyian. Dan masih bertanya-tanya tentang arti hidup ini ??????

0 komentar: